Jakarta – Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) kembali menunjukkan kiprahnya di kancah internasional dengan menghadiri World Franchise Council Meeting, yang diselenggarakan bersamaan dengan 65th International Franchise Association (IFA) Annual Convention di Mandalay Bay, Las Vegas, pada 9-13 Februari 2025.
Dalam pertemuan bergengsi ini, Veronica Linda, selaku International Relations dari AFI, hadir sebagai delegasi Indonesia sekaligus didaulat menjadi co-chair dalam forum yang mempertemukan pemimpin asosiasi waralaba dunia, pada World Franchise Council Meeting ini.
Pada sesi pembukaan, Matthew Haller, Presiden IFA, menyerukan pentingnya kolaborasi lintas negara untuk menjadikan 2025 sebagai “The Year of Franchising”, menandai era baru bagi industri waralaba yang lebih terintegrasi dan dinamis. Pernyataan ini tentu menjadi tajuk di antara para pemimpin bisnis global, yang melihat waralaba bukan sekadar model usaha, tetapi sebagai instrumen strategis dalam pertumbuhan ekonomi lintas negara.
Momentum penting bagi Indonesia pada akhir hari pertama, ketika Veronica Linda mewakili AFI mempresentasikan rencana penyelenggaraan Indonesia Franchise Week, yang akan berlangsung di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD pada 28 Oktober – 3 November 2025. Acara ini diharapkan menjadi episentrum bagi pelaku bisnis waralaba global untuk menjajaki potensi pasar Indonesia. Hal ini mendapatkan banyak respons positif dari berbagai negara yang menandakan bahwa Indonesia semakin diperhitungkan sebagai pemain utama dalam industri franchise.
World Franchise Council Meeting kali ini juga membahas berbagai isu strategis yang menjadi perhatian global, mulai dari dampak dinamika geopolitik terhadap bisnis waralaba, perubahan pemerintahan di berbagai negara, hingga upaya memperkuat sinergi antar asosiasi waralaba secara global maupun regional.
Kehadiran AFI di forum ini bukan sekadar partisipasi, melainkan langkah nyata dalam menempatkan Indonesia di panggung internasional. Di tengah perubahan ekonomi dunia, industri waralaba Indonesia memiliki potensi besar untuk tidak hanya bertumbuh di dalam negeri, tetapi juga merambah pasar global dengan lebih percaya diri. Kolaborasi lintas negara, inovasi berkelanjutan, dan adaptasi terhadap dinamika global menjadi kunci bagi waralaba untuk terus berkembang sebagai pilar ekonomi yang kokoh.